“Cantik itu relatif,
jelek itu mutlak?”
Familiar dengan kalimat di atas? Semoga tidak. Karena saya
pribadi tidak terlalu suka bila kriteria fisik dijadikan dasar segala
pertimbangan dalam menjalani hidup ini. Okelah saya bersyukur dikaruniai wajah
yang nggak jelek-jelek amat. Biasa saja. Tapi semua berubah ketika saya hidup
di lingkungan di mana warna kulit dipersoalkan. Saya hidup jauh dari pedalaman
Afrika dengan politik Apartheid-nya. Saya juga tidak tinggal di Amerika di mana
orang kulit hitam akan marah ketika pigmennya kulitnya dijadikan lelucon. Saya
tinggal di Indonesia, asli Indonesia, di mana budaya etika dan sopan santun
dijunjung tinggi.
Postingan kali ini masih nyambung dengan postingan saya
sebelumnya tentang kelakar dosen saya.
Agak nyeseg rasanya saat membaca status/tweet teman yang mempersoalkan warna
kulit. Aku item, aku nggak cantik, aku jelek, bla bla bla. Intinya tidak suka
dengan warna kulitnya yang gelap. Maunya sih ya kulit putih bersih—pakai baju
apa saja cocok. Segala jenis salon kecantikan dan produk kosmetik dicoba. Buat
yang kulitnya gelap kepengen kultnya dipermak menjadi lebih cerah, nggak harus
puti-putih amat yang penting sekitar wajah tampak SHINNY. Cling!
Bagi orang Indonesia yang rata-rata berkulit saw matang,
memiliki kulit putih bisa dibilang anugerah. Apalagi ‘putih’ telah menjadi
salah satu kriteria CANTIK yang didoktrinkan melalui berbagai iklan produk
kosmetik. Saya sendiri telah lama termakan jargon kosmetik. Saya menjadi
cenderung menyukai wanita yang kulitnya putih, cerah, minimal kuning bangsat,
eh, kuning langsat gitu. Apalagi kalau berambut panjang dan memiliki wajah
oriental. #Plakk! Harap maklum, namanya juga masih bujangan. :)
Toh bagi saya ini bukan kriteria ideal untuk menstratakan
manusia cantik/jelek. Ada jauh lebih banyak kriteria lain yang lebih objektif
dan , seperti attitude dan derajat ketakwaan. Terkesan agamis-sok bijak memang,
tapi yakinlah bahwa tampilan luar seringkali menipu. Seganteng dan secantik
apapun manusia kalau hatinya busuk, niscaya sirnalah segenap pesona fisiknya.
Anda tahu Maria Ozawa? Cantik bukan? Tapi kalau tahu dia bintang film porno
yang melegenda, tentu para lelaki waras akan berpikir dua kali untuk
menikahinya.
Ibuk saya sendiri yang bilang, kalau memilih wanita,
pilihlah yang attitude nya baik. Sikapnya baik. Nggak mesti selalu yang cantik,
yang penting attitude-nya. So, buat cewek-cewek yang mungkin saat ini sedang
minder karena kulitnya tidak putih, dunia nggak akan kiamat kok meski kamu
nggak punya kulit putih atau kuning langsat seperti yang diidamkan kebanyakan
wanita Indonesia. Yang membuat ‘kiamat’ justru mereka para wanita yang
dianugerahi kecantikan kulit dan fisik mengagumkan, tapi lalai dari menjaga
keluhuran pekerti dan kehormatannya sebagai wanita. Alih-alih malah membiarkan
dirinya menjadi tontonan berjuta pasang mata lelaki bahkan secara cuma-cuma.