Subscribe:

Labels

Saturday 19 July 2014

KARENA SAYA MENYUKAI KERAMAHAN

Sudah lama sekali saat terakhir kali saya mengisi blog ini. Lama sekali sampai-sampai saya bingung harus menulis apa di blog ini. Adapun motivasi saya untuk kembali ke sini adalah melepas penat dan stres karena banyaknya pikiran yang melanglang buana di benak saya. Seorang bijak pernah berkata bahwa bila kita berpikir, maka sebaiknya menulis. inilah yang kali ini terjadi pada saya. Saya mencoba menuangkan ide-ide saya ke dalam tulisan. Sedikit banyak ini membantu saya mengurangi beban pikiran yang menghimpit. Singkatnya, menulis membuat saya kembali bergairah. Membuat saya kembali merasakan sebagai pribadi yang merdeka, bebas mengutarakan pendapat, bebas menungkapkan idealisme saya yang semakin hari semakin tampak paradoks dengan kehidupan.

Saya punya idealisme bahwa setiap manusia bagaimana pun karakternya, harus selalu memasang tampang ramah dan bersahabat dengan orang lain yang ditemuinya. Kecuali Anda seorang polisi yang sedang menginterogasi tersangka kejahatan seksual (yang baru trend sekarang kan model ginian). Idealisme saya ini agak nyeleneh juga sih. Masak setiap orang harus bersikap ramah, tampil bersahabat dengan senyum tersungging 24 jam layaknya pramugari di pesawat?

It’s impossible. Ya, memang, impos-sebel. Tapi mau tak mau, saya terlanjur menganut aliran ini. hingga dalam tataran paling parah, saya sering
‘memusuhi’ orang-orang yang jarang memasang muka ramah pada lawan bicaranya. Muncul keengganan dalam benak saya manakal harus berurusan dengan orang-orang yang tampangnya misterius dengan senyum yang nyaris tak pernah mampir di sudut bibirnya.

Namanya saja idealisme, bolehlah Anda tidak setuju dengan saya. Tapi bila harus jujur lagi, saya rasa bersikap ramah dngan orang lain merupakan perilaku yang terpuji. Saya merasakan sendiri manfaatnya ketika bergul dengan mereka yang memiliki kadara ramah-tamah di atas rata-rata. Ada orang yang saking ramahnya, sampai-sampai orang tidak tahu bahwa dirinya sedang bersedih. Saya yakin, ada banyak orang yang ahli menyembunyikan kesedihan dengan senyum ceria layaknya orang paling berbahagia. Dan secara subjektif saya menyenangi orang-orang yang demikian. Orang-orang yang selalu tampil ramah dan tak ragu melempar senyum kala bersua sepahit apapun kesedihan yang mungkin sedang dirasakan.

Siapapun orangnya, lebih-lebih para pelayan publik yang setiap saat berkomunikasi dengan orang banyak, berlakulah ramah dan jangan ragu melempar senyum pada orang lain. Apa sih susahnya melengkungkan bibir dan biarkan orang tahu bahwa kita adalah manusia yang menyukai keramahan? Senyuman Anda bisa bernilai sedekah dan diganjar Tuhan. Ini sudah ketentuan-Nya. Yakini. Bahwa dengan senyum dan keramahan sikap Anda, orang lain akan merasa diterima dalam pergaulan, merasa dipandang sebagai manusia baik-baik, dan yag terpenting senyuman itu akan membuka ruang hati yang mengganti kesedihan dengan sebongkah rasa bahagia. Trust me, it work!

0 comments:

Post a Comment