Subscribe:

Labels

Thursday 14 August 2014

Memulai Perubahan

Hidup tak bisa sebatas mengalir, mengikuti arus. Kitalah yang menentukan kemana arus itu membawa kita, membawa pada jalan kebahagiaan atau jalan kesengsaraan.
(Hatake Niwa)

Dalam hidup ini kita selalu memiliki ‘dayung’ yang dengannya kita bisa mencari jalan sukses dan bahagia. Tak selamanya arus itu akan membawa kita pada kebaikan. acapkali ia justru menjerumuskan kita pada pusaran palung nun dalam yang membuat karam kapal kehidupan kita. Yakinlah bahwa Tuhan telah menyediakan ‘dayung’ yang cukup untukmu agar tetap bertahan menghadapi tantangan hidup. Hidup ini perjuangan. Kau harus mendayung bila tak ingin mati konyol tenggelam bersama kapalmu sendiri. Jangan sia-siakan apa yang telah Tuhan beri untukmu.

Maaf bila preambule-nya terlalu panjang. Sebenarnya apa yang saya sampaikan di atas cuma akumulasi dari kegamangan saya selama ini. Menginjak usia yang tak lagi muda, 22 tahun, saya mau tak mau dipaksa untuk segera menentukan arah karier. Bukan perkara gampang memang. Banyak hal yang telah saya coba sekedar untuk menyenangkan hati bahwa saya ternyata bisa ‘melakukan sesuatu yang berguna.’

Ya. Masalah terbesar yang saya hadapi selama ini adalah rasa inferior saya pada kemampuan diri saya sendiri. Ini berbahaya. Trust me. Demi kulit manggis dan segenap ekstrak kulitnya, percayalah. Meragukan kemampuan diri sendiri adalah cara terbaik untuk menjemput kegagalan. Kau tahu kenapa? Karena manusia bisa tetap melanjutkan hidup karena dia punya harapan. Karena dia punya cita-cita—sebuah keinginan kuat yang teramat sangat ingin digapainya.

Bila tidak demikian, mustahil muncul cerita seorang mahasiswa anak petani yang kini berhasil menjadi dokter di rumah sakit ternama. Mustahil akan ada bohlam lampu setelah beribu-ribu kegagalan menimpa Edison. Pun dengan kisah tukang bubur naik haji yang fenomenal itu. mustahil semuanya bisa terealisasi nyata dalam kehidupan ini tanpa ada harapan dan cita-cita untuk mewujudkannya.

Harapan dan cita-cita berbeda dengan mimpi. Jujur, saya tidak terlalu suka dengan kata impian atau mimpi. Bagi saya, mimpi itu melemahkan. Orang bilang “bermimpilah jadi orang besar” atau “raihlah impianmu setinggi langit.” Padahal impian atau mimpi sejatinya hanyalah angan-angan kosong jika tidak dibarengi dengan usaha konkret.

Berulang kali saya menegaskan pada diri saya sendiri, BERHENTILAH BERMIMPI!!! Bila mimpi itu hanya akan melemahkan usahamu. BERHENTILAH BERMIMPI bila mim itu hanya membuatmu malas bangun pagi menyambut hangat mentari. MULAILAH BERAKSI, melakukan langkah nyata meski kecil dan tampak tak berguna.

Yakini satu hal bahwa kita di dunia ada karena sebuah tujuan. Kita tercipta bukan tanpa sebab. Semua telah diskenario dengan sangat sempurna oleh Sang Pemilik Semesta ini. God Almighty. Apapun itu, segeralah mengambil langkah. Apapun itu segeralah menuju perubahan ke arah lebih baik. Tidak ada kata menunggu lagi. Kesabaran itu sudah habis.