Subscribe:

Labels

Saturday 5 March 2016

Filosofi Ketiadaan Ikon "Reply" di Blog


*   *   *

Kenapa blog meniadakan fasilitas “REPLY”? Kenapa blog membuat kita repot untuk membalas setiap komentar dari pengunjung? 

Urusan ini terkadang membingungkan sekali. Sejak pertama kali membuat blog, saya belum menemukan penjelasannya. Saya pikir blog berbeda dengan media sosial. Sebuah blog memang bisa digunakan sebagai media “pamer” dan “iklan”seperti media sosial. Tapi dalam tampilan default-nya, blog membatasi feedback yang bisa dilakukan penulis blog dengan pembacanya. Salah satunya dengan ditiadakannya ikon reply.

Bagaimana jika kita merasa perlu berinteraksi dengan pembaca blog? Kenapa blog malah tidak menyediakan fasilitas “reply” di sana?

Biasanya, seorang penulis blog akan mengedit template dan mengutak-atik HTML script di blog untuk memunculkan ikon “reply.“ Tujuannya, agar si penulis blog lebih mudah membalas komentar yang ditinggalkan pengunjungnya. Komentar balasan dari si penulis blog biasanya akan muncul tepat di bawah komentar dari pengunjung.  Sayangnya, tampilan default sebuah blog tidak menyediakan fitur semacam itu. Blog hanya menyediakan ikon add comment (seperti di blog saya) yang dirasa kurang praktis untuk menjalin interaksi dua arah dengan pembaca blog.

Boleh jadi, begitulah filosofi sebuah blog. Blog tidak ubahnya sebuah buku catatan tak terbatas yang dipakai sebagai media berekspresi penulisnya. Segala sesuatu dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan bisa dimasukkan ke dalam blog. Dan dari sekian tumpuk informasi di blog, semua itu akan mengundang tanggapan yang berbeda dari pengunjungnya. Karena itu, secara default blog hanya menyediakan fasilitas add comment—yang secara filosofis diartikan sebagai kebebasan berkomentar bagi para pembaca blog.

Lantas bagaimana dengan ikon reply

Tidak adanya ikon reply di tampilan default blog mengajarkan kita untuk bersikap arif dan bijaksana. Kita harus sadar bahwa tidak semua komentar butuh balasan. Bukankah sering kita jumpai komentar-komentar “sampah” yang tidak berarti apa-apa, out of topic, penuh kritik sarkas, penuh ketidaksetujuan, mengajak debat kusir, dan disampaikan dengan gaya bahasa yang emosional?

Komentar-komentar itu sering menyulut emosi kita, sampai-sampai mood ngeblog hilang. Karenanya, blog mengajarkan kita untuk bersikap arif dan bijaksana dalam menghadapi setiap komentar yang masuk. Tidak ada untungnya nyolot membalas komentar buruk dari pendatang.

Lihatlah di media sosial, betapa banyak perdebatan melelahkan yang terjadi di kolom komentar. Jika perdebatan semacam itu terjadi di blog kita, bukankah itu sama saja “mengotori” blog kita?

Blog dianggap terlalu “suci” untuk menjadi tempat berdebat kusir seperti itu. Karena hemat saya, seorang blogger adalah manusia yang setingkat lebih dewasa daripada pengguna media sosial. Tidak semua orang bisa memiliki blog dan konsisten menulis di sana.

Bagi mereka yang ngeblog karena menyenangi aktivitas menulis, blog adalah simbol kebebasannya. Mereka bebas memakai blog untuk menulis apapun yang mereka inginkan, sepanjang itu bisa berguna bagi orang banyak. Ada dan tidaknya komentar tidak berpengaruh pada motivasi mereka ngeblog.

Saya pernah berkunjung ke sebuah blog yang penulisnya sengaja meniadakan kotak komentar di setiap artikelnya. Bagi blogger itu, banyaknya komentar bukan tujuan utamanya ngeblog. Dia hanya ngeblog karena menyukai aktivitas menulis, tidak lebih dan tidak kurang. Lagipula seperti yang terjadi di media sosial, adanya kotak komentar seringkali malah memicu perdebatan berlarut-larut antara si pemilik akun dengan pembacanya, lebih-lebih “debat kusir” antarsesama pembaca.

Terlepas dari semua itu, mengutak-atik blog untuk menambahkan ikon reply di kotak komentar adalah pilihan semua orang. Begitu juga dengan meniadakan kotak komentar di blog—Itu juga pilihan semua blogger. Boleh jadi kita ingin membalas setiap komentar yang masuk di blog kita agar tidak terkesan jaim dengan pengunjung. Boleh-boleh saja. Konsekuensinya, kita perlu bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi komentar-komentar yang masuk di blog kita. Karena sekali lagi, tidak semua komentar meminta kita untuk memberi balasan. []

0 comments:

Post a Comment