Subscribe:

Labels

Sunday 20 July 2014

HIDUP DENGAN “SEDERHANA”

Miskin itu kondisi hidup, SEDERHANA adalah CARA HIDUP...
— Cak Lontong —

Tidak hanya orang miskin, siapapun bisa berlaku sederhana. Bahkan orang kaya pun bisa saja berlaku sederhana. Banyak sekali paradoks dari dikotomi “orang kaya” dan “orang miskin.” Ada orang kaya, tapi ogah berlaku sederhana. Hidupnya pun merasa serba kurang, tidak pernah merasa puas. Ada juga orang miskin, tapi maunya banyak, ingin punya fasilitasnya orang kaya meski hanya segenggam gadget layar sentuh. Akhirnya si miskin ini juga tidak pernah puas, dan lebih sering merasa kekurangan.

Bandinngkan dengan mereka yang sederhana dalam hidup. Baik orang kaya atau miskin, ketika mereka berlaku sederhana, maka sebanyak apapun rezeki yang diperoleh tetap akan disyukuri dan dimanfaatkan secukupnya, sejauh kebutuhan yang ada, bukan sebanyak keinginan. Misal beli jam tangan. Buat apa beli yang mahal-mahal hingga keluar ratusan juta? Toh waktu yang ditunjukkan sama saja. Atau beli sepatu, buat apa yang mahal-mahal, bahannya kulit ayam (eh?). Toh sepatu juga tetap dipakai di kaki, dan kalau ketemu orang belum tentu mantengin sepatunya merk apa.

Tukang jahit sepatu langganan saya, sebut saja Pak Agus (saya juga tidak pernah sempat menanyakan nama) mengajarkan saya banyak hal tentang
kesederhanaan ini. Setiap kali saya datang ke kiosnya, selalu saja ada keramahan dan kesederhanaan di dalamnya. Saya tidak berpikir Pak Agus adalah orang kaya atau bukan. Tampilannya yang sederhana bagi saya sudah mencerminkan kekayaan Pak Agus yang hakiki, yakni kekayaan batin. Kekayaan batin yang termanifestasikan dalam wujud kesederhanaan berlaku dan bersikap. Sebagai seorang penjahit, Pak Agus boleh dibilang tidak terlalu profit oriented. Menjahit sepasang sepatu bisa dibayar kurang dari 10ribu. Untuk ukuran jahitan yang kecil, bisa saja dibayar 3ribu saja. Tak mengherankan kios Pak Agus selalu ramai dikunjungi pelanggan setiap harinya.

Kunci ketenangan dalam hidup ini: SEDERHANA. Biasa wae, ora usah neko-neko. Tidak banyak keinginan, yang penting kebutuhan pokok terpenuhi. Begitulah prinsip mereka yang sederhana. Namun perlu dicatat bahwa sederhana tidak ada kaitannya dengan merelakan diri menjadi orang miskin papa yang serba kekurangan hingga makan pun susah. Sekali lagi, sederhana disini adalah tentang gaya hidup dan bagaimana memandang hidup. Yakinlah, segepok uang yang ada di dompet akan terlihat jauh lebih bernilai ketika kita hidup secara sederhana. Begitu pula dengan kehidupan yang kita jalani ini.

0 comments:

Post a Comment