Subscribe:

Labels

Monday 28 July 2014

Menulislah untuk Menyebar Kebaikan pada Sesama

Seringkali bagi para penulis pemula seperti saya bertanya-tanya “Mau nulis apa???” Wajar saja kalau anda bingung. Saya pun begitu. Tapi hendaknya jangan sampai kebingungan kita justru menjadi penghambat langkah kita unutk bisa menulis secara konsisten. Saya kutip saran dari salah satu penulis, novelis favorit saya bernama pena Darwis Tere Liye:

Menulislah apa yang harus dibaca orang, bukan apa yang disukai orang.

Yup, menulis apa yang harus dibaca orang. Ini tentu saja menarik karena belum tentu apa yang harus dibaca orang lain otomatis akan disukai. Kadang-kadang suatu kebenaran akan tampak pahit bagi orang-orang yang meyangkal kebenaran itu. Tapi itulah
menulis. Penulis selalu berjuang atas nama idealismenya. Setiap penulis pasti memiliki standar dan prinsip sendiri dalam menulis. memperjuangkan pemikirannya jauh lebih penting meski kadang mendapat banyak konfrontasi dan pertentangan.

Sekarang pertanyaannya, pernahkah kita termotivasi untuk menulis dengan alasan menyebar kebaikan bagi sesama? Adakah? Pernahkah? Bukankah akan sangat luar biasa bila tulisan kita tanpa sadar telah menginspirasi puluhan bahkan ratusan pembacanya? Bukankah akan sangat menyenangkan bila tulisan kita mampu mendorong banyak orang untuk melakukan kebaikan? Belum lagi, terbayangkah balasan pahala dari Tuhan atas setiap kebaikan yang orang lain lakukan karena tulisan kita?

Menulis ibarat bisnis MLM (Multi-Level Marketting). Pahala kebaikan orang yang mengerjakan kebaikan karena apa yang kita tulis akan mengalir juga ke rekening amal kita, bila Tuhan menghendaki. Karena itu, tidak ada salahnya kita belajar menulis sesuatu yang bermanfaat. Entah cerita motivasi, kisah sukses seseorang, pengalaman pribadi yang inspiratif, maupun pengetahuan-pengetahuan kita yang dirasa perlu untuk disebarluaskan demi kebaikan sesama. Simpel saja, kita menulis tentang tata cara sholat yang benar, lalu kita posting di blog. Entah siapa yang ‘nyasar’ (barangkali ada mualaf yang baru belajar sholat) ke blog kita. Esok lusa, ketika mualaf itu terinspirasi dari tulisan kita kemudian membasuh diri menunaikan sholat sebagaimana yang kita tulis, insya Allah kita dapat pahala berlipat setiap kali mualaf itu mengerjakan sholat. Amal jariyah istilahnya. Sepele, namun inilah salah satu tabungan amal yang akan membantu kita kelak ketika berjumpa dengan-Nya di hari ketika seorang bapak tak mampu lagi menolong anaknya (hari Pembalasan).

Lupakan novel-novel best seller macam Harry Potter, Da Vinci Code, atau Laskar Pelangi. Diri kita sendirilah yang akan menentukan langkah kita ke depannya. kita sendirilah yang menentukan karakter tulisan (genre) kita. Kita sendiri pula yang akan mencetak sukses masa depan ‘ala’ kita sendiri. Karena menulis itu harus berprinsip GUE BANGET (//_n)


*NB:
Ehm, ngomong-ngomong daripada di belakang nanti saya dibilang munafik, saya menulis seperti ini juga didorong oleh rasa ingin memotivasi diri saya sendiri dalam rangka menjadikan menulis sebagai gaya hidup. Sedikit banyak kita perlu menulis untuk memantapkan mindset kita. Seringkali kita mudah teralihkan oleh informasi-informasi di sekitar kita yang boleh jadi tidak ada manfaatnya. Karena itu, kita perlu berlatih memanajemen pikiran kita, memprogram laam bawah sadar kita agar tetap survive di tengah arus informasi yang berseliweran di sekitar kita. Keep your mind positively.

0 comments:

Post a Comment