Subscribe:

Labels

Monday 21 July 2014

RASA TAKUT KEPADA TUHAN

Ada kalanya kita harus melawan ketakutan yang kita ciptakan sendiri. Jujur, saya adalah manusia yang takut gelap. Bukan berarti saya takut sekali saat gulita, hingga berkerudung selimut menutup muka. Nggak sampe segitunya laah. Saya hanya tidak nyaman dengan gelap. Was-was, khawatir kalau-kalau ada sesuatu yang keluar dari kegelapan tersebut. Maklumlah, jaman saya kecil sudah diberi asupan film horror macam Suzzanna dengan sundel bolongnya, atau vampir china yang haus darah. Semua itu memprogram alam bawah sadar saya bahwa yang namanya hantu, setan, makhluk gaib apapun itu namanya hanya akan muncul ketika gelap. Dan cara terbaik untuk mencegah kedatangannya ya dengan menyalakan lampu penerangan. Simpel. Ironisnya, doktrin menyesatkan inilah yang terbawa hingga dewasa tanpa saya sadari. Nyesel juga kalau tahu begini hasil jadinya.

Berbicara mengenai ketakutan, dalam hidup ini semua orang memiliki ketakutan tertentu. Tapi ketakutan mutlak yang harus dimiliki seorang manusia adalah ketakutan kepada Tuhannya. Betapa banyak orang di muka bumi yang lebih takut kepada atasannya daripada kepada Tuhannya? Betapa banyak orang yang berani melakukan serangkaian tindakan tidak senonoh kala tidak ada orang yang melihat padahal kedua malaikat di kanan-kiri selalu siap mencatat? Ah, begitulah manusia. seringkali lalai dan abai dari pengawasan Tuhannya.

Padahal, ketakutan pada Tuhan inilah yang akan membawa kita pada kesadaran hidup yang seutuhnya. Kita tidak bisa melihat-Nya secara fisik, namun kita bisa
merasakan kehadiran-Nya secara batiniah. Takut pada sesuatu yang gaib yang tak kasat mata jelas tidak mudah tanpa adanya keyakinan kuat bahwa yang gaib dan kasat mata itu nyata keberadaannya. Karena itu, patutlah sebutan orang beriman disematkan pada mereka yang takut pada Tuhan yang tiada mereka lihat.

Sejujurnya, saya malu menuliskannya. Saya sendiri masih sering lalai, sering merasa takut pada orang. Masih sering takut dengan hal-hal remeh yang sebenarnya tidak perlu ditakutkan. Kiranya, saya ingin mengingatkan diri saya sendiri pula bahwa ketakutan pada Tuhanlah yang akan membuat kita menghargai hidup ini. Ketakutan ini pula yang seharusnya bisa membawa kita pada kesadaran tertinggi sebagai manusia yang beradab yang tidak sepantasnya berlaku angkuh dan mengerjakan kenistaan di dunia.

Toh, dalam firman-Nya disebutkan bahwa setiap manusia hendaknya memberi peringatan kepada sesamanya. Tak peduli peringatan itu akan didengar atau diabaikan. Karena peringatan akan tetap berguna. Setidaknya berguna untuk mengingatkan diri kita sendiri. Apa jadinya bila tidak ada yang berani memulai? Apa jadinya bila peringatan terdengar mahal diucap? Berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu akan berguna. :)