“Karena boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (2: 216)
“Kecil dimanja, remaja dipuja, muda kaya raya, tua banyak
harta, mati masuk surga.” Ahh...enaknya kalau hidup kita bisa stabil
seperti itu. Sejak kecil hidup enak, sampai usia senja. Hingga setelah mati pun
masih hidup enak. Ideal banget. Tapi sayangnya, impossible. Dalam hidup ini
tidak selamanya kita bisa melakukan segala sesuatu yang menyenangkan.
Seringkali kita dipaksa, atau memang terpaksa untuk melakukan
sesuatu yang tidak kita sukai. Kalau kita hanya hidup berdasarkan senang dan
tidak senang, kita tidak beda dengan bayi. Bayi mengerjakan segala sesuatu
hanya dilandasi rasa senang atau tidak senang, suka atau tidak suka. Tidak
lebih. Lantas apakah kita lebih memilih ‘menjadi bayi’ selamanya untuk bisa
menetek manisnya ‘susu kehidupan’ hingga tanpa sadar maut menjemput kita saat
lagi enak-enaknya tiduran?
Pergilah ke rumah sakit. Lihatlah tubuh-tubuh yang terkulai tak
berdaya di sana. Biarpun pasien dirawat di bangsal VIP, tetap saja mereka harus
berpayah-payah (baca: tersiksa) berobat untuk bisa sembuh. Analoginya, hidup
memang tak selamanya bisa diisi dengan hal-hal yang kita suka. Bahkan kalau mau
jujur, ada lebih banyak hal yang tidak kita suka, tapi sejatinya kita harus
melakukannya untuk bisa menjadi pribadi yang lebih bermanfaat.
Contoh, menulis dan membaca itu aktivitas membosankan. Serius.
Negara kita tergolong paling rendah minat bacanya dibanding negara-negara asia
tenggara lainnya (#fakta). Padahal kalau mau jujur (lagi), justru dari
aktivitas yang bagi sebagian besar orang membosankan itulah, kita bsia memetik
hikmah yang luar biasa. Dengan membaca dan menulis kita tidak hanya mengasah
kemampuan berpikir kita, tapi juga membangun peradaban. Itu baru dalam konteks
membaca dan menulis. Di luar sana ada jutaan aktivitas lain yang bisa kita lakukan
untuk mengembangkan potensi diri kita menjadi makhluk dunia yang bisa memberi
manfaat pada banyak orang.
Belajar itu tak mengenakkan. Kalau salah dimarahi, kalau tak lulus
ujian malu. Tapi kalau kita tidak mau belajar, tidak mau sekolah, yaaa mau jadi
apa kita? Luntang-luntung nggak jelas kayak yang sering jalan-jalan di trotoar
jalan tanpa busana (hehehee).
0 comments:
Post a Comment