Setelah
sekian lama blog ini terbengkalai,
akhirnya saya kembali menemukan mood untuk menulis blog ini lagi. Saya tidak
bisa ngeles dengan alasan macam-macam untuk mengabaikan blog ini. Saya tidak
bisa ngeles blog ini terbengkalai karena tugas-tugas kuliah yang
menumpuk—karena saya sudah resmi graduated Desember 2014 lalu (alhamdulillaah).
Saya juga tidak bisa ngeles karena sibuk travelling bareng pacar karena
semenjak saya mengalami renaissance 5
tahun yang lalu saya keukeuh meninggalkan dunia gemerlap pacaran.
Akhirnya, here I am. Di sinilah saya berada. Blog
ini kembali saya tulisi. Bagi saya, blog ini ibarat mini diary. Dan berhubung
saya laki-laki, tidak pantas rasanya bila saya harus menuliskan segala keluh
kesah dan cerita absurd saya dalam buku sampul merah bertuliskan “DIARY”. Maka
blog inilah yang menjadi pelampiasan segala uneg-uneg saya selama ini.
Sudah lama saya
menyadari bawa menulis adalah proses berpikir. Jika kita berpikir maka
sebaiknya kita menulis. Belakangan saya kembali tersiksa dengan sedemikian
banyaknya pikiran-pikiran dalam otak saya. Segala ide, gagasan, kritik,
nasihat, dan stress membaur mengisi pikiran saya menuntut pelampiasan. Dan
menulis adalah satu-satunya jalan yang bisa saya tempuh untuk membuat pikiran
saya lebih tertata.
Bayangkan, otak
ini ibarat ruang arsip. Karena suatu hal ruang arsip ini menjadi sangat
berantakan. Dokumen-dokumen berserakan, saling bercampur satu sama lain. Tidak
ada lagi kategorisasi dokumen. Semua tercecer dimana-mana. Saya pun sulit untuk
mengendalikan pikiran-pikiran saya sendiri. Saya harus memutuskan untuk mulai
menatanya.
Dan alat bantu
penataan otak dan psikis saya itu adalah blog ini. Tempat di mana segala curah
gagasan saya berada. Tempat di mana kertas dan pulpen tak lagi cukup bagi saya
untuk mengungkapkan semua. Dan berhubung saya netizen aktif, maka saya lebih
berkenan menulis di sini. Perdemit* (bahasa halus untuk mengganti kata
“perset*n”) dengan siapa saja yang kebetulannyasar di blog absurd ini.
Cukuplah blog ini yang ditelantarkan. Kalau anak manusia jangan ditelantarkan yah. Piss.