“Bukannya aku
malas belajar,
aku hanya merasa—jenuh.”
Pada dasarnya, UKS adalah
salah satu fasilitas sekolah yang dipakai untuk memberikan pertolongan pertama
pada warga sekolah yang mengalami gangguan kesehatan ringan, seperti: pingsan,
pusing, mual, lecet, memar, dan sejenisnya. Tapi bagi saya, UKS tidak jauh beda
dengan “penginapan kelas melati” yang menyediakan fasilitas kasur, selimut, dan
bantal gratis di sekolah. Dengan berbagai fasilitas penginapan, UKS pun dianggap
sebagai tempat paling nyaman di sekolah.
Berbeda dengan
ruang-ruang kelas yang terkesan horror,
ruang UKS memiliki tingkat kenyamanan yang jauh lebih baik. Di UKS, kita bisa menikmati
kasur yang empuk dan bantal yang nyaman. Jika cuaca dingin, kita cukup
menggelar selimut untuk menghangatkan tubuh. Di UKS, kita bisa melupakan kepenatan
belajar—meski hanya sejenak. Di UKS pula kita bisa mendapat segelas teh hangat
dan kudapan gratis dari guru, yang jarang kita jumpai di kantin.
Sementara di kelas, fasilitas
yang ada tidak pernah senyaman ruang UKS. Di kelas, kita tidak bisa merasakan kasur
yang empuk atau bantal yang nyaman. Satu-satunya benda yang dianggap “paling
nyaman” di kelas hanya sebuah bangku kayu, yang lebih sering membuat pantat
murid menderita daripada merasa nyaman. Tidak mengherankan, jika ruang UKS
kerap disalahgunakan para murid sebagai tempat “melarikan diri”.
Penyalahgunaan ruang
UKS memang tidak bisa dibenarkan. Tapi di sisi lain, kita tidak bisa mengabaikan
rasa jenuh dan kelelahan murid saat belajar. Metode pembelajaran yang monoton dan
proses pembelajaran yang kaku seringkali membuat murid tidak betah berlama-lama
di kelas. Pada akhirnya, rasa jenuh dan kelelahan itu terakumulasi, hingga para
murid terdorong untuk membolos. Berhubung ruang UKS adalah satu-satunya tempat yang memungkinkan murid membolos tanpa harus
meninggalkan sekolah, UKS pun terpilih sebagai “lokalisasi pelarian” paling
strategis.
Murid hanya perlu mengeluh
sakit pada bagian tubuh tertentu, kemudian berpura-pura lemas dengan memasang
wajah pucat. Seorang “pembolos profesional” biasanya sangat mahir memucatkan
wajahnya hingga terlihat seperti seperti orang sakit betulan. Untuk mempermudah
izin mbolos ke UKS, murid memakai gangguan kesehatan yang tidak bisa diketahui
langsung, seperti: mual, pusing, dan sakit perut. Berbeda dengan gangguan
kesehatan seperti “panas,” yang bisa diketahui langsung dengan termometer atau rabaan
tangan—keluhan seperti pusing dan meriang tidak memiliki alat ukur tertentu
untuk mengetahui seberapa parah sakit si penderita. Orang lain hanya bisa
menyimpulkan berdasarkan keluhan-keluhan yang disampaikan si penderita.
Untuk itu, sekolah
perlu membuat regulasi khusus untuk mengantisipasi penyalahgunaan ruang UKS. Sekolah
perlu memiliki petugas UKS yang bertanggung jawab penuh terhadap penggunaan
ruang UKS. Petugas UKS akan mencatat informasi tentang murid yang dirawat di ruang
UKS, meliputi gangguan kesehatan yang dirasakan, tindakan perawatan, dan
obat-obat apa saja yang dberikan. Petugas UKS juga berwenang dalam memberikan
izin penggunaan ruang UKS dan menentukan apakah murid yang sakit perlu dirawat
di UKS, diantar pulang, atau langsung dilarikan ke rumah sakit. Di sinilah
peran petugas UKS menjadi sangat vital untuk mengantisipasi penyalahgunaan
ruang UKS.
Petugas UKS perlu mencurigai
keluhan murid yang tidak wajar. Keluhan-keluhan seperti pusing, mual, dan sakit
perut patut diselidiki kebenarannya, sebelum memutuskan apakah murid itu benar-benar
sakit atau hanya cari-cari alasan untuk membolos. Jika penjelasan murid rancu, petugas
UKS bisa langsung mengantar murid ke rumah sakit atau layanan kesehatan terdekat
untuk pemeriksaan medis yang lebih akurat.
Tulisan ini saya
tujukan pada pihak sekolah agar mereka mengantisipasi penyalahgunaan ruang UKS.
Jangan sampai iktikad baik ruang UKS ternodai ulah oknum murid yang menjadikannya
tempat membolos. Jika sekolah kerepotan mengurus UKS, hapus saja ruang UKS. Jauh
lebih baik jika sekolah menyediakan mobil ambulance
atau kendaraan khusus yang bisa mengantarkan murid ke rumah sakit langsung. Gitu aja kok repot!
NB:
Untuk ‘kalian’ yang merasa
pernah membolos ke ruang UKS, saya harap kalian tidak tersindir.
1 comments:
UKS punya aura tersendiri dan memberikan kenyamanan ketika lagi males belajar di kelas, pura-pura sakit untuk bisa tidur di UKS. Duh murid macam apa itu yak wkwk
Post a Comment