Subscribe:

Labels

Wednesday 29 January 2014

DO = Dehidrasi + Over-Thinking

Nah, kembali lagi saya menulis nggak jelas malam ini. Entah karena saya sedang kalut atau karena saya sedang senang menulis nggak jelas seperti di dua tulisan saya sebelumnya. Yang jelas saya sedang ingin menggila dalam menulis, setidaknya untuk malam ini. Syaa mau memuaskan diri untuk menuangkan pikiran-pikiran saya yang udah kadung over-thinking agar tidak meluber menjadi kesia-siaan. jadi maafkan saya yang terpaksa harus memenuhi beranda blog ini dengan sesuatu yang absurd dan terkesan tidak berguna bagi Anda yang kebetulan nyasar ke sini. Tapi percayalah, tulisan ini bisa memberi efek terapis yang sangat berguna bagi saya.

Kali ini saya mau membahas masalah saya yang lain terkait dengan kesehatan pribadi. Saya sering mengalami pusing bila sedikit saja kekurangan cairan. Mungkin belum sampai taraf dehidrasi malah, tapi ketika saya haus atau asupan cairan menurun, saya mudah merasa pusing. Karena itu pula akhir-akhir ini saya sering membawa botol minum seliter di tas saya ketika mau ke kampus. Lumayanlah, membantu saya agar tetap fit selama beraktivitas meski konsekuensinya saya jadi sering ke belakang untuk mundur, eh, untuk memenuhi panggilan alam (pip*s maksudnya).

Nah masalahnya, saya sendiri sampai heran dengan kondisi tubuh saya yang mudah kehilangan cairan. Apalagi ketika cuaca panas atau gerah sedikit saja. Jangan-jangan saya sering pusing bukan karena kurang cairan, melainkan terlalu banyak mikir (gejala over-thinking) hingga menurunkan pasokan cairan ke otak. Kelihatannya berbahaya yah. Tapi saya belum pernah membaca literatur atau studi ilmiah mengenai gejala dehidrasi seperti itu. Saya hanya menerka duga saja.

Bukan kabar baik bagi saya tentunya karena sejauh ini saya masih belum bisa mengatasi gejala over-thinking sehingga resiko pusing karena dehidrasi ringan akan mudah menyerang saya sewaktu-waktu. Lebih-lebih ketika banyak pikiran atau stres berat. Wah, banyak hal yang akan saya pikirkan dalam satu waktu membuat otak berkeja terlalu keras. Untung saya tidak memiliki hipertensi sehingga resiko pecahnya pembuluh darah sedikit terkurangi. Biasanya orang yang banyak stres beresiko lebih tinggi mengalami pecahnya pembuluh darah di otak (kalao nggak salah lho).

Anyway, yang sakit saya, yang merasakan juga saya, saya hanya membeberkan aib saya tentang masalah ini. Toh saya pikir kecil kemungkinan ada orang nyasar yang membaca miniblog saya di sini.