Subscribe:

Labels

Thursday 18 February 2016

Pacar Blangsak



.   .   .

Suatu hari pacarmu yang blangsak*  minta putus. Tapi kamu malah nggak terima. Kamu keukeuh  nolak putus tanpa alasan. Kamu pikir kamu cukup ahli buat ngubah tabiat blangsak-nya. Kamu selalu berharap dia sadar diri dan mau berubah.

Tapi kamu keliru. Sangat keliru malah. Dia nggak pernah peduli pada ‘dirimu.’ Dia nggak pernah menganggap semua pemberian kamu itu berarti. Blangsak !!!

Dia hanya mempedulikan egonya. Dia hanya mempedulikan kesenangannya. Ketika dia bosan, dia pergi begitu saja. Oh, alangkah malangnya dirimu.

Tapi masalahnya, kenapa sekarang kamu malah menyesal? Kenapa malah kamu yang menangis? Jelas-jelas kamu sendiri yang cari gara-gara dengan memacarinya? Padahal, kamu ini jagoan matematika di kelas. Bagaimana mungkin kamu alpa memperhitungkan semua ini?

Oh ya, cinta memang bukan matematika. Tapi tak kusangka kamu malah percaya pada prasangka. Sekarang lihatlah, kamu malah jadi sakit hati sendiri. Dia memang ganteng, tajir, bintang sekolah, tapi jika kelakuannya blangsak, apa lagi yang tersisa untuk dipertahankan?

Kalau pun kamu masih mau bertahan dengannya, apa yang kamu harapkan dari hubunganmu selanjutnya? Bukannya kamu malah semakin makan hati? Padahal kamu nggak pantas diperlakukan blangsak  oleh pacarmu. Kamu punya harga diri, ‘adikku sayang.’

Sini-sini mendekatlah padaku. Aku lebih tahu bagaimana membuatmu bahagia. Aku memang tidak pernah menyatakan cintaku padamu. Aku selalu mencintaimu dalam diam. Karena itu, boleh jadi akulah orang yang paling peduli pada perasaanmu—lebih dari siapapun.

Sini-sini, mendekatlah padaku. Aku mau menemanimu, mendengarkan keluh kesahmu sampai akhir malam. Tapi tolong jangan baper. Aku tidak bisa menjadikanmu pacar sekarang. Aku tidak ingin kamu terlalu berharap. Ada hal lain yang ingin kukejar saat ini.

Jika kamu mau menungguku di batas waktu, maka tunggulah. Bersabarlah, sambil terus memperbaiki diri. Biarkan jarak menjawab perasaan ini. Apakah ia akan semakin membesar atau malah lenyap tak berbekas.

Untuk sekarang, aku hanya ingin menemanimu—sebatas seorang sahabat.


Oh, iya, jangan lupa sampaikan ‘jari tengahku’ pada pacarmu yang blangsak itu!


NB:
* blangsak = tabiat buruk, semacam kata ganti untuk "brengsek"

7 comments:

Izhar Hadi Prazedya said...

Oh ya cinta memang bagaikan ekor malaikat yang nakal, kabur dengan lembut tak tau kemana. Matahari yang kau dambakan terlalu silau. Dan sekarang lihat dirimu kau terdiam dalam hina, dan kau hidup dalam serkel tubir dan dusta. Oh ya dia memang tajir, punya mobil alphard 6 roda, punya kamera go pro, punya iphone 10, bahkan punya ASUS ROG tapi jika kelakuannya blangsak, yang hanya menginginkan tubuh mu

kalau kamu mau melanjutkan hubunganmu pada nya ?, tak apalah apalah dayaku sebagai wota receh. kalau kamu masih tetap mempertahankan hubunganmu padanya ? tak apalah... yang rugi siapa yang untung siapa... tapi ketika kau membutuhkan ku ??

sini-sini mendekatlah padaku. Aku memang tak seperti dia yang bisa alphard roda 6 dan kamera go pro, aku hanya seorang wota yang punya 1 lightstick dan 1 photopack mu.

Sini-sini mendekatlah padaku. Aku memang belum pernah melihatmu secara langsung, bahkan tak pernah mengikuti satu event pun dan bahkan ke theater pun tak pernah. Tapi aku akan selalu berusaha untuk selalu berada di sisimu di kalau kau senang dan susah.....

dear OSHI tercinta..................

Oh, iya jangan lupa sampaikan salam ku kepada kedua orang tua mu. Orang tua mu tak mengenal ku ?? tak apalah itu juga nggak penting kok....

Tertanda dibawah ini
WOTA BGZD


Hatake Niwa said...

oh...well...
wota yang lain bisa mewek bacanya bang.

Mochammad Azka Taufiq Reyzany said...

Hahaha, udah tikung aja udah ..
Daripada si cewek dibego2in sama pacarnya yang blangsak !!
Mending lo kompor2 i aja biar mereka putus !!

yqyqy said...

Ini apaan, sih. True story?

Hatake Niwa said...

@Uben:
labelnya Fiksi. Jadi bukan true story. Semacam celoteh satire begitu.

@Bang Azka:
haha....nikung bukan cara saya Bang. suatu saat mungkin perlu nulis tentang 'nikung'

Robby Haryanto said...

Wowowow, banyak banget nih yang diem-diem kayak gini. Entah ini cara nungguin pacar orang yang baik atau buruk, tapi kadang gue sering begini. Walapun ujungnya gak jadian :(

Hatake Niwa said...

@robby:
menunggu sambil terus memperbaiki diri, jika tidak berjodoh dengannya setidaknya kita pantas mendapatkan pengganti yang lebih baik. mungkin begitu ya?

Post a Comment