“Kenapa Jorge Lorenzo bisa juara motoGP?
Karena sepanjang balapan,
dia tidak pernah berpapasan dengan kendaraan dari lawan arah”
Jika kebetulan rumah kalian terletak di pinggir jalan,
dekat perlintasan lampu merah, atau di sebelah persimpangan, boleh jadi
kalian sering mendapati kecelakaan di sana. Saat lalu lintas kendaraan padat,
mobil-motor saling berpacu dengan kawanan bus-truk, lokasi-lokasi tersebut
sangat ‘strategis’ untuk tempat kecelakaan.
Seperti yang pernah dilansir Departemen Perhubungan di
situs resminya, setiap 9,1 menit terjadi kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Itu
artinya, dalam tempo 2x45 menit pertandingan sepakbola, terjadi 10 kecelakaan
lalu lintas. Mengerikan! Tak heran jika kecelakaan lalu lintas memegang
predikat “pembunuh”
terbesar ketiga di dunia—setelah penyakit jantung dan TBC.
Mengapa kasus-kasus kecelakaan begitu sering terjadi
di jalanan?
Dengan meningkatnya volume kendaraan bermotor di
jalan, peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas semakin tinggi. Apalagi jika tingkat
kesadaran pengendara dalam hal safety
riding rendah. Para pengendara yang
kalap sering memacu kendaraannya kencang-kencang, ngetem sembarangan, menerobos
lampu merah, menyalip di tikungan, semua itu tidak hanya berbahaya bagi dirinya
tapi juga mengancam keselamatan orang lain.
Berdasarkan penuturan saudara, pengalaman, dan
kronologi kecelakaan di surat kabar, saya merumuskan beberapa faktor penyebab
kecelakaan. Setidaknya ada 4 penyebab yang mendasar dalam kecelakaan lalu
lintas:
* * *
1. Buru-Buru
Demi serbuk nutris*ri yang tertiup angin, buru-buru di
jalan tidak hanya membuat kita lupa barang bawaan, tapi juga membahayakan nyawa
orang lain. Faktor buru-buru akan mendorong pelakunya untuk melakukan kesalahan
kedua, yaitu: ngebut.
Ketika seseorang buru-buru, kesadarannya tidak di jalan.
Pikirannya lebih dulu melayang pada hal-hal di luar berkendara. Takut kuliahnya
terlambat, takut dimarahi boss, takut dimarahin pacar yang sudah lama nunggu, dan
semua itu membuatnya gagal fokus pada aktivitasnya berkendara. Jadi, hal
pertama yang akan menyelamatkanmu dari kecelakaan di jalan adalah “JANGAN
BURU-BURU!”
2. Kecepatan
Tinggi / Ngebut
Tidak ada istilah “alon-alon
waton kelakon”. Bagi para pengendara yang sedang buru-buru ngebut adalah
pilihan paling logis—meski nekat. Masalahnya, kebanyakan kecelakaan yang menimbulkan
korban jiwa bermula karena kendaraan yang dipacu dengan kecepatan tinggi.
Dalam pelajaran fisika, kita diajari bahwa “Semakin cepat
laju suatu benda, semakin besar pula momentumnya.” Artinya semakin kalian
ngebut, maka semakin keras pula benturan yang akan kalian terima saat menabrak.
Itu sebabnya, banyak korban kecelakaan yang tewas dalam
perjalanan ke rumah sakit akibat terjadinya pendarahan hebat (terutama di
kepala). Hal itu tidak lepas dari kerasnya benturan yang diterima si korban
karena memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Karena itu, kalian akan baik-baik saja selama memperhatikan
batas kecepatan kalian. Kalau pun apes menabrak, boleh jadi level keparahannya
tidak seberapa, dengan catatan kalian melaju pelan.
3. Melanggar
Marka/Rambu-Rambu Lalu-Lintas
Melanggar marka jalan adalah ke-khilaf-an yang paling
saya benci. Meski terkesan sepele, perbuatan ini bisa menyebabkan kecelakaan
fatal. Petugas Dishub yang membuat marka jalan sudah mempertimbangkan banyak
faktor, salah satunya faktor blindspot (titik
buta).
Blindspot atau titik buta adalah suatu kondisi
di mana seorang pengendara tidak bisa melihat kendaraan dari lawan arah. Blindspot ini biasa terjadi di tikungan,
di persimpangan, atau terbentuk secara situasional di tengah pergerakan
kendaraan lain.
Ketika penglihatan si pengendara terhalang blindspot, pengendara itu akan kesulitan
memprediksi kendaraan dari lawan arah. Jika keputusan yang diambil keliru, (misalnya
ngotot nyalip di tikungan), maka akibatnya akan sangat fatal.
Jadi, silahkan saja kalau mau mendahului kendaraan
lain. Tapi, pastikan dulu pandangan kalian tidak terhalang blindspot. . Pastikan juga kalian menyalip saat marka jalan
bergaris putus-putus, bukan garis linier memanjang (non putus-putus)—seperti di
tikungan atau tanjakan berkelok-kelok.
4. Kejadian Tak
Terduga
Ban meletus, rem blong, jalanan licin, penyeberang nyelonong, angin kencang, lampu
mati, dan lubang di jalan adalah beberapa contoh kejadian tak terduga yang bisa
menyebabkan kecelakaan. Kita tidak bisa memprediksi hal-hal tersebut sehingga keberadaannya sulit dihindari.
Meski begitu, setidaknya kita bisa mengupayakan ‘jalan
selamat,’ misal dengan rajin mengecek kondisi ban, mengecek minyak rem, mewaspadai
lubang di jalan, dan lebih berhati-hati dalam berkendara.
5. Kelalaian Pengendara
Mengemudi saat kondisi tubuh lelah, mengantuk, mabuk,
atau dalam pengaruh obat-obatan sangat berbahaya dan sering menjadi penyebab
kecelakaan. Dengan kondisi tubuh seperti itu, daya konsentrasi jauh menurun. Kesadaran
saat berkendara juga tidak optimal. Jika nekat berkendara, maka resiko
terjadinya kecelakaan akan semakin besar.
* * *
Tulisan ini bukan bermaksud mendoakan kalian agar celaka
di jalan. Sebaliknya, tulisan ini mengajak kalian untuk mengedepankan safety riding. Jangan merasa sok di jalan. Tak peduli kalian bawa Alphard, Ninja, atau sekalian Ducati.
Jika kalian menabrak orang lain, kalian dalam masalah.
Berhati-hati di jalan memang tidak menjamin kita
selamat. Tapi setidaknya, hal ini bisa memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.
Jangan lupa, berdoalah sebelum berkendara agar Tuhan berkenan melindungi kita
dan selamat sampai tujuan.
Jadi, apalah artinya ngebut, jika akhirnya malah benjut? Apalah artinya sebuah motor sport, mobil sport, jika kelakuan pengemudinya malah idiot? Peduli setan mau dibilang cemen kek, mau dikatain keong
kek, yang penting kita fokus selamat sampai tujuan. Ingat pesannya Mbak Wiwik Sagita:
“Emanen nyawamu! ”
0 comments:
Post a Comment