“Jika
kau seorang pendiam, belajarlah untuk berani bicara.
Jika kau seorang
cerewet, maka belajarlah untuk diam.”
(Hatake Niwa)
Saya termasuk
penggemar kartun Spongebob Squarepants. Tentu
saja alasan saya menyukai kartun tersebut berbeda dengan para balita dan
anak-anak yang memandang Spongebob sebagai
figur yang konyol. Bagi saya, Spongebob
Squarepants lebih dari sekedar kartun yang mengumbar kekonyolan. Secara
cerdas, Spongebob Squarepants juga menyisipkan
pesan moral dan kritik sosial dalam setiap episodenya. Karena itu, tidak heran
jika kartun yang bercerita tentang kehidupan bawah laut di kota Bikini Bottom itu bisa dinikmati semua
kalangan usia.
Salah satu
episode Spongebob Squarepants yang
menarik bagi saya adalah episode Hari
Kebalikan (Opposite Day). Dalam
episode itu, Squidward tengah dibuat kesal oleh ulah jahil dua tetangganya, Spongebob
dan Patrick. Karena tidak tahan lagi dengan kelakuan mereka, Squidward
berencana untuk menjual rumahnya dan pindah. Squidward pun menghubungi sebuah agen
properti. Setelah bernegosiasi, si agen properti menyetujui permintaan
Squidward untuk menjual rumah.
Namun
sebelumnya agen properti itu berencana mensurvey kelayakan rumah Squidward. Ia mensyaratkan
rumah Squidward harus bebas dari segala bentuk gangguan ketertiban. Perkara ini
sepele, tapi dengan adanya Spongebob dan Patrick di sebelah rumahnya, Squidward
tidak berpikir penjualan rumahnya akan berhasil. Squidward memikirkan cara
untuk membuat Spongebob dan Patrick tidak mengganggunya sampai agen properti
itu selesai melakukan survey. Squidward pun menemukan ide untuk membuat sebuah
hari di mana setiap orang harus melakukan hal-hal yang berkebalikan dengan
kebiasaan-kebiasannya. Ia menamainya: “Hari Kebalikan.”
Pada Hari Kebalikan, Squidward benar-benar melakukan
segala sesuatu di luar kebiasaannya. Pagi-pagi, Squidward sudah berbuat gaduh
dengan genderang dan klarinetnya. Ia yang sering mengurung diri di rumah
mendadak menjadi periang dan tak segan menyapa orang. Hari Kebalikan buatan
Squidward sukses membuat Spongebob dan Patrick urung menjahilinya alih-alih
berdiam diri di rumah masing-masing. Squidward merasa kehidupannya telah berubah
menjadi lebih baik.
Di dunia
nyata, tentu saja kita tidak bisa menerapkan gagasan Hari Kebalikan untuk
menghentikan ulah tetangga yang menjengkelkan. Bahkan Hari Kebalikan itu
sendiri memang tidak pernah ada. Tapi kita bisa memanfaatkan prinsip Hari
Kebalikan untuk hal-hal yang positif seperti mengatasi kejenuhan saat bekerja.
Ya, semua
orang pasti mengalami kejenuhan saat menjalani rutinitasnya. Dalam taraf
tertentu, kejenuhan dapat menyebabkan motivasi dan produktivitas kerja kita
menurun. Dale Carnegie mengungkapkan bahwa kebosanan termasuk salah satu faktor
penyebab hasil kerja menurun di samping faktor-faktor psikologis lain seperti
rasa sentimen, perasaan tidak dihargai, perasaan sia-sia, rasa diburu-buru,
gugup, dan kecemasan. Di sisi lain, jika kita menyikapi kejenuhan itu dengan mengambil
cuti kerja, jalan-jalan di pegunungan atau travelling
ke luar kota, maka betapa banyak waktu dan biaya yang akan kita habiskan?
Alih-alih
kita bisa meniru cara Squidward dengan menciptakan “Hari Kebalikan” versi kita
sendiri untuk melawan rasa jenuh. Sebagai contoh, jika kita terbiasa bangun
‘mepet’ sehingga terburu-buru masuk kerja, di Hari Kebalikan kita akan bangun lebih pagi dan berangkat kerja
lebih awal. Jika kita terbiasa banyak bicara, pada Hari Kebalikan kita bisa mencoba untuk lebih sering diam. Jika kita
terbiasa melewati jalan A saat ke kantor, kita bisa beralih ke jalan B di Hari Kebalikan. Begitu seterusnya,
Perubahan-perubahan
kecil pada kebiasaan kita dapat membantu mengatasi kejenuhan kerja yang
dirasakan. Dengan cara itu, kita akan terlatih untuk selalu kreatif mencari hal-hal
baru setiap harinya. Poin pentingnya: cobalah
hal yang baru yang tidak biasa kita lakukan atau lakukan yang biasa kita lakukan dengan cara yang baru. Jika kita
selalu menjalani rutinitas dengan cara yang sama dan pola pikir yang sama, bagaimana
mungkin kita merasakan nikmatnya bekerja?
* * *
Sementara
itu, di Bikini Bottom, Hari Kebalikan ternyata tidak berakhir bahagia bagi
Squidward. Rencananya menjual rumah kandas karena Spongebob dan Patrick kembali
berulah. Dua sejoli itu keliru menafsirkan Hari Kebalikan. Spongebob dan
Patrick malah berpikir jika mereka harus “berubah-menjadi-Squidward”
pada Hari Kebalikan. Mereka pun mempermak wajah mereka—menambahkan hidung besar
khas Squidward—dan mulai bertingkah seperti seorang Squidward. Sialnya, petugas
properti keburu datang tepat sebelum Squidward berhasil mengusir Spongebob dan
Patrick dari rumahnya. Tak pelak, petugas properti turut menjadi korban
kejahilan Spongebob dan Patrick. Rumah Squidward pun urung terjual. Ketika Hari
Kebalikan berakhir, Squidward harus menerima kenyataan—tetap hidup bertetangga
bersama kejahilan Spongebob dan Patrick.
0 comments:
Post a Comment