Subscribe:

Labels

Saturday 13 June 2015

Anonimitas dalam Berkarya

Kau ini siapa? Perkenalkan—namaku—Anonym
(H. N.)

Entahlah saya tak tahu harus memulai dari mana karena saya memang selalu nyaman menulis dengan anonimitas. Jadi tulisan kita tanpa pengarang, tidak dikenal. Anonim. Bagi saya anonimitas adalah cara teraman untuk menghindarkan diri dari sifat bangga diri dan mengatasi rasa takut terhadap kiritik orang lain pada tulisan kita.

Bagi saya yang sedang ingin-inginnya menulis seperti yang Anda baca sekarang, anomimitas adalah cara teraman agar saya tidak disangka sedang menggurui dengan tulisan ini (terlepas dari jurusan kuliah saya dulu tentunya). Karena seringkali ketika tulisan kita selesai kemudian ktia publikasikan, ada saja komentar-komentar bernada tidak setuju, kritik, atau bahkan mencela langsung tulisan kita jelek. Daripada terlibat konfrontasi lebih lanjut, maka dipilihlah jalan anonimitas. Anonim. Tulisan tanpa nama pengarangnya.

Lagipula esensi dari sebuah tulisan adalah isi dari tulisan itu sendiri, bukan siapa yang menulisnya (pengarangnya). Kita tentu akan lebih familiar dengan isi pembukaan UUD 1945 daripada pusing-pusing memikirkan siapa saja tokoh-tokoh yang membuatnya.

Kita akan lebih mudah mengingat jalan cerita cerpen Robohnya Surau Kami (dalam buku Bahasa Indonesia) daripada mengingat siapa pengarangnya. Karena itulah yang membedakan penulis dan artis.

Jarang-jarang kita temui novelis, atau penulis yang menjadi sosok idola remaja pada umumnya (semoga esok lusa situasinya berubah). Karena sejujurnya, penulis yang ikhlas menulis tak akan memusingkan urusan ‘publikasi diri’-nya. Asalkan tulisannya terpublikasi saja itu sudah cukup membuatnya puas. Syukur-syukur tulisannya menginspirasi dan membawa kebaikan bagi orang banyak.

Sementara saya? Entahlah. Saya rasa jalan anonim memang cukup aman sekedar untuk mengasah keberanian kita menulis. Karena saya masih penulis pemula saya pun begitu.

Well, sebagai penutup ada nasihat lama yang patut kita renungkan: "Dunia ini akan lebih indah jika banyak orang pintar berkarya dan menulis, bukan banyak bicara."

Demikian.