“Semenit
yang kau gunakan untuk mengeluh adalah
semenit yang seharusnya
kau gunakan untuk berupaya.”
(Mario Teguh)
Ujian adalah
keniscayaan hidup. Di mana pun tempatnya, ujian adalah sarana untuk mengetahui
sejauh mana kepantasan seseorang untuk naik ke level pendidikan berikutnya. Jika
di kalangan siswa sekolah dasar hingga menengah ada ujian nasional (UN), maka
di kalangan mahasiswa ada skripsi.
Sudah terlalu
banyak cerita ngenes di buku-buku harian, media sosial, blog, gara-gara skripsi
yang tak kunjung kelar. Karena itu tulisan ini tidak bermaksud menambah kadar
kengenesan kalian yang mungkin saat ini sedang berkutat dengan skripsi. Saya hanya
ingin menshare pengalaman saya yang juga menjadi korban ‘skripsi karet.’
Saya menyebutnya
begitu karena gara-gara skripsi, masa studi saya yang seharusnya
cukup 4 tahun, molor sampai 4 bulan berikutnya. Ya, masih mending molornya 4
bulan. Ada yang molornya hingga satu, dua, bahkan tiga tahun berikutnya (itu
kuliah ato mau kredit rumah?).
Well, ibarat dokter
yang ingin melakukan operasi, maka dia harus tahu dulu tentang anatomi tubuh
manusia. Skripsi pun tak jauh berbeda dengannya. Sebelum membahas tips menangani
skripsi agar cepat selesai, penting untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi kelancaran skripsi.
Adapun
beberapa tips yang bisa saya berikan agar skripsi cepat selesai yaitu:
1.Kerjakan!
Tidak ada
nasihat yang lebih baik untuk mempercepat penyelesaian skripsi selain “KERJAKAN
sekarang juga!” Skripsi itu bisa selesai jika
dan hanya jika kita kerjakan. Tidak ada jalan lain. Agar lebih mudah,
pengerjaan skripsi harus dicicil per bab dengan tenggat waktu tertentu. Dan jangan
lupa untuk terus bersabar menghadapi coretan merah dosen pembimbing yang ‘kalap’.
2.Baca lagi Poin Satu!
Ini serius. Baca
lagi poin nomor satu. Tak cuma dibaca, tapi juga dipatuhi. Betapa banyak mahasiswa
semester akhir yang sadar harus segera menyelesaikan skripsi, tapi sikapnya
mengalah pada kemalasan? Ingat, semenit menunda skripsi = sehari menunda
wisuda! “Kerjakan—SEKARANG JUGA!!!”
3.Kejarlah Dosbing, Skripsi-Ku-Garap
Jangan
biasakan bersikap lembek pada dosbing. Jangan cuma menjawab nggih, njih, ya, paham, atau baik Pak. Kita harus berani menyampaikan inisiatif perbaikan. “Kalau saya
tulis begini bagaimana, Pak? Kalau saya buat begitu bagaimana?” Dosen akan
menghargai mahasiswa seperti itu. Kuatlah terhadap kritik, saran, bahkan cercaan
dosbing. Anggaplah mentalmu sedang dilatih agar sast sidang tidak kelabakan.
4.Bersekutulah
Tidak ada
salahnya jika kita bertanya pada kakak tingkat yang sudah lebih dulu lulus. Pengalaman
mereka saat mengerjakan skripsi sangat penting. Apalagi jika jenis penelitian
atau dosbingnya sama. Kita bisa mengorek banyak hal dari kakak tingkat—termasuk
meminjam buku-buku referensi yang dipakainya. Selain dengan kakak tingkat, bersekutulah
dengan teman sekelas/sejurusan. Ajak teman untuk mengerjakan skripsi
bersama-sama. Tapi pastikan fokus kita tetap pada pengerjaan skripsi, tidak beralih
menjadi kesibukan ngerumpi bersama teman kita.
5.Rajin BackUp
Mem-backup
data skripsi itu penting. Gunakan berbagai media penyimpanan untuk membackup
data. Jangan menyimpan file skripsi di satu harddisk, simpanlah di partisi hardisk
yang lain (yang jelas jangan sekali-kali menyimpan di drive C). Gunakan pula
media penyimpanan yang bersifat eksternal seperti flashdisk atau aplikasi Google
Drive. Intinya, gunakan segala media penyimpanan untuk membackup data. Lebih-lebih
data yang memuat hasil penelitian. Jangan malas membackup datamu! Kehilangan di
luar tanggung jawab dosen pembimbing.
0 comments:
Post a Comment